PEMINTA-MINTA


picture: republika.co.id
Kemarin siang saya melihat seorang nenek renta yang datang ke sebuah penjual bakso mie ayam, dan kebetulan saya sedang membeli mie ayam bakso di tempat tersebut. Seorang nenek tersebut meminta untuk diberi, tentu saja umumnya kita akan memberi peminta-peminta tersebut dengan uang. Akan tetapi bukan bentuk pemberiannya yang akan saya bahas tetapi mengenai respon/sikap/kecepatan kita dalam memberi sesuatu kepada seseorang peminta-minta, yang kebetulan dalam kesempatan siang itu adalah seorang nenek perempuan renta. Dari kejauhan saya pun sudah bisa menebak nenek tersebut akan kemari untuk meminta katakanlah sedekah atau apa pun itu. Bukan bermaksud pamer tetapi entah kenapa saya begitu reflek saja mengeluarkan selembar uang ribuan dari saku celanan saya lalu saya berikan ke nenek tersebut. Bersamaan dengan momen itu dalam pikiran, saya berharap ibu penjual mie ayam tersebut juga memberikan sedekah entah dalam bentuk apa saja, tetapi semakin berlalu si nenek dan si ibu penjual mie ayam tersebut tetap sama saja sikap nya tidak ada antusias untuk memberi si nenek tersebut. Dan oke, Saya pun pulang setelah membayar mie ayam bakso yang saya beli.

Yang ingin saya sampaikan adalah rasa berbagi itu sangat perlu ditumbuhkan, dan yang paling mudah menurut saya adalah melalui sedekah. Sedekah materi atau non-materi. Kita harus lebih sigap dan tanggap ketika melihat ada saudara atau tetangga atau teman kita yang memerlukan bantuan kita, tanpa perlu ada pemberitahuan dan ajakan. Maka itu akan sangat mulia. Kita, tentu saja, tidak ingin musibah/bencana/kemalangan menimpa diri kita dan keluarga kita. Uang-uang yang kita miliki sekarang ini tentu bukan milik kita. Kita hanya diserahi untuk mengelolanya.

Kembali kepada kisah yang saya ceritakan di awal tadi. Selain kejadian tersebut, saya pernah melihat ada warung/toko yang menolak/menyuruh pergi ketika ada peminta-minta. Dalam hati saya langsung berkata, “Apa susahnya sih ngasih uang seribu atau berapa lah, toh warung ini gak akan bangkrut juga kan”. Tentu kita yang sekarang ini berbahagia dengan keluarga ideal tidak akan pernah mau melihat ibu kita yang menjadi peminta-minta. Tidak akan pernah terbayangkan jika ibu kita atau adik kita atau kakak kita yang ada di lampu merah di jalan siang dan malam meminta-minta dari mobil ke mobil atau dari motor ke motor. Coba bayangkan. Lalu apa salahnya kita mengurangi beban mereka. Peraturan pemerintah yang melarang memberi sesuatu kepada anak jalanan. Menurut saya, ada-ada saja peraturan itu, kita ingin sedikit (sekali) membantu mereka kenapa harus dilarang, kalau pun harus dilarang apa yang telah dilakukan pemerintah selama ini terhadap mereka, tidak ada. Kalau pun cuma seribu, syukur lebih dari seribu, apa sih artinya uang senilai itu bagi kita. Kalau tidak ada seribu kasih saja 500 rupiah tentu itu tidak akan menyakiti perasaan mereka. Kalau pun masih tidak punya, berilah doa yang tulus demi kebahagiaan mereka. Terlebih lagi, coba kita bayangkan jika peminta-minta itu adalah utusan Tuhan yang dikirim untuk memberi kesempatan kita beribadah. Betapa luar biasanya jika kita mampu menangkap peluang tersebut. Beri lah kalau memang ingin memberi, tidak perlu pikir panjang, dengan niat tulus mudah-mudahan Tuhan yang akan membalas kebaikan bagi orang yang kita beri. Biar kata dikatakan riya' tetapi jika dilakukan secara terus-menerus, perbaikan diri, berdoa kepada Yang Maha Kuasa mudah-mudahan sifat dan sikap riya' itu akan hilang dengan sendirinya. Tidak akan pernah ada akhir cerita seseorang yang tiba-tiba langsung miskin atau warung nya miskin ketika dia bersedekah/memberi. Pernah saya membaca Hadist Rasulullah Muhammad SAW bahwa "bersedekah bisa menolak bala dan memanjangkan umur" (Ashshodaqotu taroddul balaa'i watuthowwilul 'umur). Lalu apalagi yang kita pikirkan, mulai sekarang jangan kita usir lagi ya nenek-nenek/ibu-ibu/mbah-mbah yang meminta-minta menghampiri kita. Beri respon positif dan pemberian yang terbaik dari kita.  Mengenai modus peminta-minta yang memakai alat tipu untuk memperdaya sang pemberi, saya tidak bisa menjelaskan hal tersebut, biarlah itu menjadi urusan mereka. Semoga pemberian kita bermanfaat dan barokah. Saya sangat menerima kritikan/saran dan koreksi terhadap pemikiran saya ini. Semoga Tuhan memberkahi diri kita dan keluarga kita!! ^^

Recommended site : www.wisatahati.com

Salam,
Mukhtar Habib

Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar