DATA DISTRIBUSI PERSENTASE PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN 2000 DI PROPINSI JAWA TENGAH 2002-2006

I. PENDAHULUAN
Perekonomian di suatu wilayah dikatakan maju apabila ditandai dengan berkembangnya dan meningkatnya kegiatan produksi untuk pasar. Kebijakan pemerintah selama beberapa tahun terakhir menitikk beratkan upaya pembangunan pada sektor pertanian telah merangsang kegiatan para petani, tidak hanya peningkatan produksi tetapi juga untuk meningkatkan pendapatannya melalui mekanisme pasar. Dengan makin banyak, atau makin besarnya nilai produk yang dijual dipasar, maka timbul dan berkembanglah kegiatan perdagangan. Meningkatnya produksi beras seumpamanya, akan mengembangkan perdagangan beras. Hal yang sama juga terjadi pada komoditas pertanian lain. Selain itu juga kegiatan industri pengolahan akan meningkat misalnya penggilingan beras. Meningkatnya kegiatan industri juga pada gilirannya akan meningkatkan kegiatan perdagangan. Sebagaian industri itu bisa timbul mengingat telah adanya bahan yang telah diolah. Tetapi ada kalanya suatu industri baru yang tumbuh, mendorong kegiatan pertanian untuk menyediakan bahan mentahnya. Ini juga mendorong timbulnya perdagangan, sebab untuk menghubungkan kegiatan industri dan pertanian, dibutuhkan jasa perdagangan pula.
Pada pokoknya, kegiatan produksi akan menimbulkan perdagangan, karena produksi telah meyediakan barang-barang berupa bahan mentah, bahan baku, bahan penolong untuk dipakai dalam proses produksi. Kegiatan produksi itu tidak saja telah berlangsung di bidang pertanian dan industri, tetapi juga dibidang pertambangan dan penggalian, serta yang dalam statistik disebut sebagai sektor-sektor kontruksi, listrik, gas dan air minum. Meningkatnya pembangunan prasarana seperti jalan, jembatan dan irigasi umpamanya, telah menimbulkan tidak saja industri semen atau batu bata, tetapi juga perdagangan bahan-bahan itu dan bahan-bahan lain seperti besi beton, alat-alat besar dan kendaraan, kayu untuk bangunan dan sebagainya. Jadi kegiatan perdagangan tidak saja didorong oleh perkembangan pertanian dan industri, tetapi juga oleh meningkatnya pembangunan di bidang pekerjaan umum (public work), baik oleh pemerintah maupun swasta.
II. ISI
Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat dari pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun berdasarkan atas dasar harga konstan. Harga berlaku didasarkan dengan pertimbangan indeks harga konsumen sedangkan menurut harga konstan berarti mengabaikan inflasi. Menurut Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2006, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang ditunjukkan oleh laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000, semakin mengalami penurunan dari tahun 2002 sampai tahun 2006. Hal tersebut cukup beralasan karena perjalanan perekonomian relatif memburuk karena krisis ekonomi selama tahun 2001 sampai dengan tahun 2005.
Pada tabel 11.1.3 menunjukkan distribusi persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Jawa Tengah Tahun 2002-2006 sedangkan tabel 11.1.4 menunjukkan distribusi persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 di Jawa Tengah Tahun 2002-2006. Pada kedua tabel tersebut tercakup 9 sektor pembangunan ekonomi yaitu sektor pertanian, pertambangan dan galian, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa.
Pada tabel 11.1.3 menunjukkan bahwa nilai distribusi persentase Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) atas dasar harga berlaku di Jawa Tengah Tahun 2002-2006 untuk ke-9 sektor mengalami angka yang fluktuatif (naik turun). Berdasarkan tabel tersebut, industri pengolahan memberikan sumbangan terbesar dan pertambangan dan galian memberikan sumbangan terendah. Sektor industri pengolahan pada tahun 2006 menempati urutan pertama, yaitu sebesar 32,85%. Sektor industri pengolahan menempati urutan pertama, yang artinya sektor ini berperan uatama dalam menyumbang besarnya PDRB Jawa Tengah pada tahun 2006.
Sektor pertanian pada tahun 2006 menempati urutan kedua, yaitu sebesar 20,34%. Sektor ini terdiri dari lima sub-sektor, yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Sub-sektor tanaman bahan makanan memberikan sumbangan terbesar yaitu 14,81% dan subsektor kehutanan terkecil, sebesar 0,47%. Sektor pertanian menempati urutan kedua, yang artinya sektor ini berperan penting dalam menyumbang besarnya PDRB Jawa Tengah pada tahun 2006.
Sumbangan sektor pertanian terbesar untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Jawa tengah terjadi pada tahun 2002 (22,15%) dan terendah terjadi pada tahun 2005 (19,11%). Sektor pertanian memiliki 5 sub sektor yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Dalam kurun waktu 2002-2006, tanaman bahan makanan menyumbang nilai yang paling besar dan kehutanan memberikan sumbangan paling rendah. Sumbangan sektor pertambangan dan galian terbesar untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Jawa tengah terjadi pada tahun 2006 (1,02%) dan terendah terjadi pada tahun 2002 (0,93%).
Sumbangan sektor industri pengolahan terbesar untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Jawa tengah terjadi pada tahun 2005 (33,71%) dan terendah terjadi pada tahun 2002 (31,70%). Sumbangan sektor listrik, gas dan air bersih terbesar untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Jawa tengah terjadi pada tahun 2004 (1,22%) dan terendah terjadi pada tahun 2002 (1,02%). Sumbangan sektor bangunan terbesar untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Jawa tengah terjadi pada tahun 2005 (5,77%) dan terendah terjadi pada tahun 2002 (4,87%). Sumbangan sektor perdangan, hotel, dan restoran terbesar untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Jawa tengah terjadi pada tahun 2002 (20,95%) dan terendah terjadi pada tahun 2006 (19,63%). Sumbangan sektor pengangkutan dan kominikasi terbesar untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Jawa tengah terjadi pada tahun 2006 (5,96%) dan terendah terjadi pada tahun 2002 (5,21%). Sumbangan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan terbesar untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Jawa tengah terjadi pada tahun 2002 (3,8%) dan terendah terjadi pada tahun 2006 (3,4%). Sumbangan sektor jasa-jasa terbesar untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Jawa tengah terjadi pada tahun 2003 dan 2004 (10,16%) dan terendah terjadi pada tahun 2002 (9,38%).
Pada tabel 11.1.4 menunjukkan bahwa nilai distribusi persentase Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) atas dasar harga konstan 2000 di Jawa Tengah Tahun 2002-2006 untuk ke-9 sektor mengalami angka yang fluktuatif (naik turun). Berdasarkan tabel tersebut, industri pengolahan memberikan sumbangan terbesar dan listik,gas, dan air bersih memberikan sumbangan terendah. Sektor industri pengolahan pada tahun 2006 menempati urutan pertama, yaitu sebesar 31,98%. Sektor industri pengolahan menempati urutan pertama, yang artinya sektor ini berperan uatama dalam menyumbang besarnya PDRB Jawa Tengah pada tahun 2006.
Sektor pertanian pada tahun 2006 menempati urutan ketiga, yaitu sebesar 20,57%. Sektor ini terdiri dari lima sub-sektor, yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Sub-sektor tanaman bahan makanan memberikan sumbangan terbesar yaitu 14,68% dan subsektor kehutanan terkecil, sebesar 0,39%. Sektor pertanian menempati urutan ketiga, yang artinya sektor ini berperan cukup penting dalam menyumbang besarnya PDRB Jawa Tengah pada tahun 2006.
Sumbangan sektor pertanian terbesar untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Jawa tengah terjadi pada tahun 2002 (22,53%) dan terendah terjadi pada tahun 2003 (21,03%). Sektor pertanian memiliki 5 sub sektor yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Dalam kurun waktu 2002-2006, tanaman bahan makanan menyumbang nilai yang paling besar dan kehutanan memberikan sumbangan paling rendah. Sumbangan sektor pertambangan dan galian terbesar untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Jawa tengah terjadi pada tahun 2006 (1,11%) dan terendah terjadi pada tahun 2002 dan 2003 (1%).
Sumbangan sektor industri pengolahan terbesar untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Jawa tengah terjadi pada tahun 2004 (32,4%) dan terendah terjadi pada tahun 2002 (31,85%). Sumbangan sektor listrik, gas dan air bersih terbesar untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Jawa tengah terjadi pada tahun 2006 (0,83%) dan terendah terjadi pada tahun 2003 (0,76%). Sumbangan sektor bangunan terbesar untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Jawa tengah terjadi pada tahun 2006 (5,61%) dan terendah terjadi pada tahun 2002 (4,97%). Sumbangan sektor perdangan, hotel, dan restoran terbesar untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Jawa tengah terjadi pada tahun 2003 (21,42%) dan terendah terjadi pada tahun 2004 (20,87%). Sumbangan sektor pengangkutan dan kominikasi terbesar untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Jawa tengah terjadi pada tahun 2006 (4,95%) dan terendah terjadi pada tahun 2002 (4,77%). Sumbangan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan terbesar untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Jawa tengah terjadi pada tahun 2002 (3,68%) dan terendah terjadi pada tahun 2005 (3,54%). Sumbangan sektor jasa-jasa terbesar untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Jawa tengah terjadi pada tahun 2006 (10,25%) dan terendah terjadi pada tahun 2002 (9,03%).





III. PENUTUP

Menurut tabel Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Jawa Tengah Tahun 2002-2006, sektor industri pengolahan memberikan sumbangan terbesar dan pertambangan dan galian memberikan sumbangan terendah. Sektor industri pengolahan pada tahun 2006 menempati urutan pertama, yaitu sebesar 32,85%, yang artinya sektor ini berperan uatama dalam menyumbang besarnya PDRB Jawa Tengah pada tahun 2006. Sektor pertanian pada tahun 2006 menempati urutan kedua, yaitu sebesar 20,34%. Sektor pertanian menempati urutan kedua, yang artinya sektor ini berperan penting dalam menyumbang besarnya PDRB Jawa Tengah pada tahun 2006.
Menurut tabel Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 di Jawa Tengah Tahun 2002-2006, sektor industri pengolahan memberikan sumbangan terbesar dan listik,gas, dan air bersih memberikan sumbangan terendah. Sektor industri pengolahan pada tahun 2006 menempati urutan pertama, yaitu sebesar 31,98%, yang artinya sektor ini berperan uatama dalam menyumbang besarnya PDRB Jawa Tengah pada tahun 2006. Sektor pertanian pada tahun 2006 menempati urutan ketiga, yaitu sebesar 20,57%. Sektor pertanian menempati urutan ketiga, yang artinya sektor ini berperan cukup penting dalam menyumbang besarnya PDRB Jawa Tengah pada tahun 2006.
Category: 3 komentar

3 komentar:

Unknown mengatakan...

boleh saya minta tabel data PDRB nya,,untuk bahan penelitian saya..terima kasih
fitriariany19@gmail.com

MUKHTAR HABIB mengatakan...

ada tapi masih dlm bentuk hard

zaccariajagger mengatakan...

Betway Registration and Login Process - Smfs - Smfs.info
› id › 바카라사이트 bettingway 카지노사이트 › id › bettingway All login, withdrawal methods, banking options, betway and deposit options. · All banking methods are accepted to your account using a debit card and we may

Posting Komentar